The History Of Ludai
Berdasarkan tradisi lisan turun-temurun dikisahkan bahwa satu keluarga nomaden dari daerah Periangan Padang Panjang, menuruni Bukit Barisan serta menyelusuri sungai Batang Bio dan menetap di suatu daerah untuk membuat Ladang. Rombongan ini terdiri dari lima orang, Tiga perempuan dan Dua orang laki-laki, pimpinan rombongan bernama Datuk Sayi Penghulu (Kakak laki-laki tertua) Datuk Pandak Manona, Puti Sangkae Bulan dan Puti Taman ijuk. keluarga ini adalah beasal dari pesukuan Patopang Pariangan Padang Panjang (disebut Pitopang nan Baompek). Seorang Perempuan lagi adalah istri datuk Sayyi Penghulu Dari Suku Piliang Bukit Gunung Ijau.
Setelah sampai di Daerah baru,setelah manundo kape sosak dan manobe kalimuntiang..hehehe, lalu membuat huma/ladang serta mendirikan Banjae , serta Kampuang, awalnya kampung itu diberi nama Malako Kociak. Dipinggir Kampuang ditepi Sungai Bio, tempat awal Datuk Sayi Penghulu malambe Hutan (menebas ) ada sebatang kayu besar yang sangat rindang nama Kayu itu " Kayu Ludai ". Entah bagaimana prosesnya....Kampuang itu kemudian menjadi "Koto" dan Koto itu lebih dikenal dengan nama " Koto Ludai".
Setelah menetap beberapa lama di Banjae Ludai..panen pun datang, silih berganti musim, maka rupanya Datuk Sayi Penghulu tidak bisa hidup sendiri atau satu kelaurga saja...karena ada kebutuhan2 hidup yang harus dipenuhi dengan orang lain/keluarga lain/suku lain. maka Datuk pun mencari dunsanak2 untuk dibawah tinggal dan menetap di Koto Ludai. Singkat kata singkat cerita membawah Dt Gemuk Hitam Lidah dan keluarganya menetap di koto Ludai, yang merupakan cikal Bakal Suku Piliang Bawao (Piliang Topi ayie/Piliang galo-galo). Suatu hari datang rombongan suku melayu Pagaruyung singgah di Koto Ludai dlm perjalanan menuju Negeri Gunung Sailan,dlm rombongan itu terdiri dari kerabat raja Pagaruyung yg akan pergi keGunung Sailan. atas bujukan Dt. Sayi Penghulu Rombongan ini bersedia tinggal dan menetap di koto Ludai.
Dengan datang dan menetapnya Suku Melayu, maka di Koto Ludai sudah terdiri dr empat suku ; yaitu Suku Patopang, Suku Piliang Bukik, Suku Pialang Bawuo,dan Suku Melayu " elok Naghgi Ompek Suku, suku Bua powik, Kampuang ba Ugang tuo" hehehe. Maka Koto Ludai kemudian berkembang menjadi sebuah Naghoghi/Negeri. (sumber : Wawan cara dengan Ughang Tuo Luodai)
Berdasarkan tradisi lisan turun-temurun dikisahkan bahwa satu keluarga nomaden dari daerah Periangan Padang Panjang, menuruni Bukit Barisan serta menyelusuri sungai Batang Bio dan menetap di suatu daerah untuk membuat Ladang. Rombongan ini terdiri dari lima orang, Tiga perempuan dan Dua orang laki-laki, pimpinan rombongan bernama Datuk Sayi Penghulu (Kakak laki-laki tertua) Datuk Pandak Manona, Puti Sangkae Bulan dan Puti Taman ijuk. keluarga ini adalah beasal dari pesukuan Patopang Pariangan Padang Panjang (disebut Pitopang nan Baompek). Seorang Perempuan lagi adalah istri datuk Sayyi Penghulu Dari Suku Piliang Bukit Gunung Ijau.
Setelah sampai di Daerah baru,setelah manundo kape sosak dan manobe kalimuntiang..hehehe, lalu membuat huma/ladang serta mendirikan Banjae , serta Kampuang, awalnya kampung itu diberi nama Malako Kociak. Dipinggir Kampuang ditepi Sungai Bio, tempat awal Datuk Sayi Penghulu malambe Hutan (menebas ) ada sebatang kayu besar yang sangat rindang nama Kayu itu " Kayu Ludai ". Entah bagaimana prosesnya....Kampuang itu kemudian menjadi "Koto" dan Koto itu lebih dikenal dengan nama " Koto Ludai".
Setelah menetap beberapa lama di Banjae Ludai..panen pun datang, silih berganti musim, maka rupanya Datuk Sayi Penghulu tidak bisa hidup sendiri atau satu kelaurga saja...karena ada kebutuhan2 hidup yang harus dipenuhi dengan orang lain/keluarga lain/suku lain. maka Datuk pun mencari dunsanak2 untuk dibawah tinggal dan menetap di Koto Ludai. Singkat kata singkat cerita membawah Dt Gemuk Hitam Lidah dan keluarganya menetap di koto Ludai, yang merupakan cikal Bakal Suku Piliang Bawao (Piliang Topi ayie/Piliang galo-galo). Suatu hari datang rombongan suku melayu Pagaruyung singgah di Koto Ludai dlm perjalanan menuju Negeri Gunung Sailan,dlm rombongan itu terdiri dari kerabat raja Pagaruyung yg akan pergi keGunung Sailan. atas bujukan Dt. Sayi Penghulu Rombongan ini bersedia tinggal dan menetap di koto Ludai.
Dengan datang dan menetapnya Suku Melayu, maka di Koto Ludai sudah terdiri dr empat suku ; yaitu Suku Patopang, Suku Piliang Bukik, Suku Pialang Bawuo,dan Suku Melayu " elok Naghgi Ompek Suku, suku Bua powik, Kampuang ba Ugang tuo" hehehe. Maka Koto Ludai kemudian berkembang menjadi sebuah Naghoghi/Negeri. (sumber : Wawan cara dengan Ughang Tuo Luodai)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar