Rabu, 19 Desember 2012

PERLAWANAN KAUM TERTINDAS RANTAU KAMPAR KIRI

MASYARAKAT RANTAU KAMPAR KIRI DIJAJAH DAN DIZALIMI DINEGERI SENDIRI..... HUTAN DAN TANAH ULAYAT DIKAPLING-KAPLING MENJADI HGU-HGU DAN HPA LALU DIJUAL PENJAJAH KEPADA KAPITALIS... HUTAN-HUTAN DIBERI SUAKA KEPADA HEWAN DAN BINTANG BUAS KATANYA..DENGAN NAMA HUTAN SUAKA MARGA SATWA... TANAH-TANAH DATARAN RENDAH DIJADIKAN DAERAH TRANSIMIGRASI DAN PERKEBUNAN INTI SERTA PLASMA PTPN...... MASYARAKAT ADAT RANTAU KAMPAR KIRI TERSUDUT DIPINGGIR-PINGGIR SUNGAI DIDAERAH YANG DIBUAT MENJADI DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) SEBAGAI PENDUDUK HARAM.............YANG HARUS SEGERA DIUSIR..KARENA AKAN MERUSAK SUNGAI,..PENYEBAB ILEGAL LOGING..DST. "....CACINGPUN KALAU DIINJAK-INJAK AKAN MELAWAN,...MAKA TUNGGULAH PERLAWANAN KAMI...." Selasa, 18 Desember 2012 21:04 Babat Kebun Karet Warga Kampar Kiri, 5 Mobil Dirusak dan Puluhan Personil Tim Terpadu Kehutanan Disandera Warga Kuntu, Kampar kiri merusak 5 mobil dan menyandera puluhan personil tim terpadu kehutanan. Protes pembabatan kebun karet warga. Riauterkini-PEKANBARU- Terjadi amuk warga di Desa Kuntu, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Selasa (18/12/12). Ratusan warga melampiaskan amarah dengan merusak 5 unit mobil operasi Tim Terpadu Kehutanan Provinsi Riau. Tidak hanya itu, warga juga menyandera puluhan personil tim yang bertugas menertibkan aksi perambahan di Kawasan Konservasi Bukit Rimbang Bukit Baling. Penertiban sudah dilakukan sejak kemarin, Senin (17/12/12). Sekitar 13 hektar kebun karet warga telah dibabat petugas. Tindakan inilah yang memicu amarah. Warga tak terima karena menganggap tindakan aparat berlebihan. Selain itu, dalam melakukan penertiban juga tak pernah melakukan sosialisasi atau peringatan sebelumnya. Terlebih, warga beranggapan lokasi kebun karet yang dibabat masih kawasan tanah ulayat. Protes itu kemudian dilampaiaskan kepada tim yang kembali ke lokasi dengan tujuan melanjutkan eksekusi. Ratusan warga menghalang-halangi dan lantas memaksa seluruh personil tim yang terdiri dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau, Dinas Kehutanan Kampar, unsur TNI dan Polri ke kantor Desa Kuntu. Selepas Maghrib situasi kian tak terkendali. Ratusan warga yang telah mengepung kantor desa langsung melampiaskan amarah. Mereka melempari petugas, terutama melakukan perusakan terhadap lima unit mobil operasional. Bahkan salah satu mobil sempat dicoba dibakar dengan bom molotov. "Ada satu mobil yang sempat dilempar bom molotov dan terbakar, namun beruntung apinya cepat padam," ujar Kapolsek Kampar Kiri Kompol Sagala saat dihubungi riauterkinicom. Sagala yang sedang berada di lokasi mengaku tak bisa berbuat apa-apa, mengingat situasi yang tak terkendal. Bahkan, saat ia berusaha menenangkan massa, justru emosi mereka semakin terpancing. Saat ini yang bisa dilakukan adalah mengupayakan evakuasi puluhan personil tim terpadu dari lokasi. "Kami sedang berusaha bagaimana menenangkan massa agar bersedia melepas tim dan besok dilanjutkan perundingan. Mungkin membicarakan ganti rugi," tuturnya. Sementara itu Kepala Dinas Kehutanan Kampar M Syukur saat dihubungi riauterinicom mengatakan kalau saat ini ada empat personilnya yang termasuk korban penyanderaan. Dikatakannya, eksekusi lahan perkebunan di kawasan Bukit Rimbang Bukit Baling merupakan keputusan provinsi. "Kami, Dinas Kehutanan Kampar hanya mendukung, karena itu merupakan keputusan rapat di provinsi," tuturnya. sampai saat ini situasi di Kantor Desa Kuntu belum terkendali. Ratusan massa masih terus mengepung dan belum bersedia melepas tim terpadu kehutanan.***(mad)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar